27 Mei
2014, hari dimana peserta yang mendaftar perguruan tinggi memalui jalur
undangan diumumkan hasilnya. Bersamaan dengan itu, tanggal 12 Mei-6Juni 2014,
pendaftaran SBMPTN dibuka. Bagi saya, yang sudah lulus SMA dan sudah diterima
di salah satu PTN berbasis Islam di Jogja sebenarnya tidak berkepentingan akan
hal itu. Tapi entah mengapa itu membawa tekanan batin tersendiri. Disaat banyak
saudara diterima di PTN yang mereka anggap favorit, dan selalu dielu-elukan,
pada mulanya terasa biasa saja bagiku. Tapi ketika melihat pendaftaran SBMPT
dibuka, dan banyak teman-teman seperjuaganku yang melakukan pendaftaran dengan
berbagai alasan, ditambah tekanan yang terus datang dari berbagai pihak,
akhirnya itu berhasil meruntuhkan pertahananku. Bukan soal jurusan yang aku
ambil, aku suka dengan jurusanku saat ini, tidak ada masalah dengan jurusanku.
Bahkan aku bangga dengan jurusanku.
Sebenarnya
niatan untuk pindah sudah muncul sejak pertama kali aku melihat hasil
pengumuman SBMPT 1 tahun silam. Bagaimana tidak, aku terdampar di pilihan
terakhir. Dan pilihan terahir itulah plan terburuk dari rencanaku. Sebelumnya
sama sekali tidak ada gambaran aku akan kuliah disini. Namun karena dukungan
dari keluarga dan banyak pihak, niatan itu aku hapuskan. Aku mantapkan niat
untuk tetap menuntut ilmu disini. Semua berjalan sempurna, hingga satu semester
berlalu. Tapi Saat mereka mengetahui IP-ku semester 1 (engga jelek sih, tapi
juga tidak istimewa) perlahan tapi pasti mereka berubah. Menurut mereka, jika
hanya di PTN itu seharusnya aku bisa dapat IP lebih tinggi. Berbagai
tanggapan-tanggapan skeptis terus bermunculan, seakan akan menghina dan
merendahkanku (semoga aku yang terlalu sensi).
Bagiku itu
bagaikan pedang bermata dua. Itu bisa kujadikan sebagai motivasi, namun juga bisa
berubah menjadi setan yang terus meracuni pikiranku. Jika sebagai motivasi,
sepertinya sangat-sangat heroic dan dramatis seperti di film-film hahaha….
Sleman, 30
Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar