![]() |
Sumber |
GALAU, teman-teman pasti sudah
tidak asing dengan kata ini bukan? Sebuah kata yang saat ini begitu fenomenal, terutama di kalangan anak muda.
Merekapun memiliki respon yang bermacam-macam tentang kata ini. Ada yang masa bodoh dengan ungkapan galau, ada juga
yang begitu suka kalau terlihat galau, tapi ada juga yang sangat alergi dengan
kata "galau". Orang tipe terakhir menganggap bahwa galau itu adalah
sebuah kata yang penuh dengan hawa negatif dan harus selalu dihindari. Mereka
cenderung malu jika terlihat galau.
Tapi, apa
sih arti sebenarnya dari galau? Menurut KBBI, galau berarti :
ga·lau a,
ber·ga·lau a sibuk
beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal)
galau.
Tapi kali
ini saya tidak akan membahas apa itu galau, silakan tanya aja sama mbah gugel
:D
Kali ini
saya akan membahas mengenai sikap kita dalam menghadapi galau. Galau, atau
perasaan kacau, merupakan hal yang wajar dialami seorang manusia. Manusia memiliki
hati, memiliki perasaan. Hati manusia bukanlah terbuat dari batu, atau terbuat
dari logam seperti robot. Hati manusia memiliki kemampuan untuk mengolah
suasana yang sedang dialami oleh dirinya. Dengan begitu, bukanlah suatu
keanehan jika manusia merasakan galau. Justru orang yang tidak pernah ‘galau’
itu perlu dipertanyakan, “Masihkah hatinya berfungsi?”
Yang menjadi permasalahan sekarang adalah cara kita
menyikapi perasaan alamiah tersebut. Yang membedakan antara ABG labil dan ABG
yang dewasa adalah cara menyikapinya. Alangkah baiknya jika galau itu dijadikan
bahan renungan dan pelajaran, mengenai bagaimana cara kita bersikap.
Instrospeksi diri, mengapa kita galau? Jadikanlah
itu media untuk bisa mendekatkan lagi kita dengan Allah. Curahkan semuanya
kepada-Nya, insyaAllah akan mendapatkan jalan J
Meskipun tidak ada
bahu untuk bersandar, masih ada laintai untuk bersujud J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar